BERITA JABAR.COM
SUMEDANG.Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Kab.Sumedang, menyatakan telah kehilangan jejak PSK (pekerja sek komersial), yang semula mangkal disejumlah lokasi, termasuk di warung remang-remang (warem) di wilayah Kab.Sumedang.
Kepala Bidang Pelayanan Rehabilitasi Sosial Dinsos P3A Kab.Sumedang, Drs.Ali Nurjaman, , saat ini cukup kesulitan untuk menemukan data pasti tentang keberadaan PSK,
Situasi itu menyusul telah terjadinya penurunan jumlah PSK disejumlah tepat prostitusi, semacam warem, seperti halnya yang mudah ditemukan di tepi Jalan Raya Sumedang-Cirebon, tepatnya di Kawasan Nyalindung Kec.Paseh, serta Jalan Raya Jijelag-Kamurang, wilayah Kec.Ujungjaya Kab.Sumedang.
“Dilihat dari data sebelumya, jumlah PSK yang beroperasi di sejumlah lokasi di wilayah Kab.Sumedang, sudah mendekati angka 2.000-an. Tapi sekarang PSK yang masih terpantau, hanya sekitar 200-an orang saja. Itu pun usianya, sudah diatas 30-40 tahun,” ujarnya.
Dengan adanya penurunan jumlah PSK di sejumlah tempat prostitusi berkedok warung makan dan minuman itu, dilain sisi membuat gembira. Karena indikasinya, telah ada kesadaran dari mereka, untuk berhenti menjajakan diri.
Tapi dilain hal, pihaknya mengaku kesulitan untuk memastikan jika mereka telah benar-benar insyaf.
“Karena fakta lain, telah terjadi pergeseran aktifitas PSK dari cara konvensional, yaitu dengan mangkal di warem atau lokasi tertentu, menjadi semi berkedok pemandu lagu (PL)di tempat hiburan malam,” ujarnya.
Faktor lainnya, yang diduga menjadi penyebab “hilangnya” PSK di sejumlah tempat prostitusi konvensional, karena adanya kecanggihan teknologi. Dimana dengan menggunakan smart phone (hand phone), telah memudahkan mereka untuk melakukan transaksi sek. Sehingga antara PSK dengan “konsumennya” sebelumnya tidak perlu lagi bertemu muka. Tapi cukup dengan menelepon atau sms, mereka bisa langsung janjian disuatu tempat tertentu.
“Berdasarkan informasi yang kami himpun, selain ditempat penginapan atau hotel, ada pula PSK yang melayani pelanggannya di kosan. Situasi seperti inilah, yang membuat kami kesulitan untuk menemukan data pasti, tentang keberadaan PSK yang beroperasi di Sumedang,” tandasnya.
Dengan hilangnya jelak PSK yang mencapai ratusan orang itu, telah membuatnya pihaknya prihatin dan harus ekstra keras untuk menemukannya. Pasalnya, bila keberadaan mereka tidak diketahui, dikhatirkan penyebaran HIV dan AIDS, di Sumedang akan maningkat.
Sehubungan dengan itu, pihaknya mengajak kepada sejumlah institusi terkait, untuk bersama-sama menelusuri keberadaan mereka. Hal itu harus dilakukan dalam upaya untuk mecegah terjadinya penularan penyakit yang mematikan tersebut. “Ini sangat berbahaya, jika aktifitas PSK itu tidak terpantau, terutama dalam hal kesehatannya,” imbunya.(BK)
0 Komentar