BERITA JABAR BK
Pasokan bawang bombay mulai menipis di pasar tradisional Kabupaten Sumedang, salah satunya di pasar Resik Jatinangor. Kondisi ini membuat harga bawang bombay meroket hingga Rp 150 ribu per kg.
Menurut salah seorang pedagang, Engkus (50), harga bawang bombay mengalami lonjakan sejak pertengahan Februari. Kenaikan tersebut hingga hampir sepuluh kali lipat dari harga biasanya.
"Sudah hampir tiga minggu atau tepatnya pertengahan februari lah bawang bombay naiknya," kata Engkus kepada BERITA JABAR.
Engkus mengaku Indonesia memang masih bergantung impor bawang bombay dan bawang putih dari China dan India. Sehingga, pengiriman mengalami keterlambatan akibat Corona.
"Karena di kita kan bawang itu masih tergantung pada produk impor, mungkin saja barangnya ada keterlambatan atau bagaimana saya tidak tau pasti. Bisa juga ini akibat dampak dari virus corona atau apalah," ucap Engkus.
Saat ini ia menjual bawang bombay dengan harga Rp 150 ribu per kg. Kenaikan tersebut hampir sepuluh kali lipat dari harga yang biasa dijual. Bahkan, menurutnya baru kali ini ia menjual harga bawang bombay dengan harga yang sangat tinggi.
"Sebelum naik harga bawang bombay tersebut saya jual biasanya Rp 25-30 ribu per kilogram, sekarang jadi Rp 150 ribu. Selama saya berjualan baru kali ini bawang bombay naiknya melonjak drastis," tutur Engkus.
Engkus menuturkan, selain harganya yang naik, saat ini bawang bombay susah untuk didapat. Bahkan dirinya menanyakan hal sama kepada pedagang di pasar lain.
"Kata pedagang yang lain juga sama, kaya di Tanjungsari juga sama bawa bombay naik sama stok katanya menipis. Saya kan biasa ngambil dari pasar Ciroyom (Bandung) dan pasar Caringin dari pemasoknya emang sudah mahal ya karena barangnya memang susah," ucapnya.
Kenaikan harga bawang bombay ini tidak hanya dikeluhkan oleh para pedagang tetapi juga para pembeli. Bahkan sebagian besar pembeli lebih memilih berbelanja bawang merah dan bawang putih ketimbang bawang bombay.
Seperti Imas (47), dirinya seorang pedagang masakan di sekitaran kampus di Jatinangor yang mengeluh karena bawang bombay merupakan bahan pokok yang dibutuhkan untuk pelengkap masakannya harus diganti dengan bahan lainnya.
"Paling belinya sedikit, paling seperempat. ditambahnya pake bawa merah sama bawang putih. Soalnya mau gimana lagi harganya juga mahal, mau cari untung gimana coba," tutur Imas.
Imas berharap kenaikan harga bawang bombay ini dapat kembali stabil, dan berharap dari kenaikan ini tidak berdampak juga pada harga komoditas yang lainnya.
"Ya kan baru juga beberapa bulan ke belakang harga bawang yang naik, sekarang udah normal, eh bawang bombay sekarang yang naik. Berharap harganya bisa normal lagi terus nanti udah normal jangan lagi ada yang naek," jelas Imas.
BERITA JABAR BK
0 Komentar