BERITA JABAR
Menyambut kehidupan normal baru pasca-berakhirnya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dapat memicu perpecahan dalam masyarakat. Hal ini patut diwaspadai. Karena penanganan dampak bencana alam beda dengan Pandemi Covid-19. Waktu kita terkena bencana Tsunami, dalam waktu lima tahun kita mampu bangkit kembali untuk membangun ekonomi. Akan tetapi untuk kembali normal dari dampak pandemi bukan perkara mudah. Salah membuat strategi justru akan memicu perpecahan di masyarakat.
Contoh sederhana di sektor bisnis, protokol kesehatan pembukaan kembali restoran berbeda dengan supermarket. Pembukaan mal beda dengan industri. Sedangkan untuk kehidupan sosial, karyawan usia di bawah 40 tahun akan diizinkan kembali masuk kerja kantor. Sedangkan bagi yang berusia di atas 50 tahun dilarang bekerja kembali. Di bidang birokrasi, beberapa pemerintah daerah tidak kompak dalam menyambut datangnya era kehidupan baru dengan alasan berbeda-beda. Ada yang menunda kehidupan normal baru dengan alasan daerahnya belum siap. Gejala perpecahan ini akan terus meluas seiring dengan dinamika kebutuhan masyarakat dalam menyambut kehidupan normal baru.
“Perpecahan jangan sampai menimbulkan bencana baru seperti yang terjadi di Amerika, Mo,” celetuk Petruk. Romo Semar tidak serta merta mau menanggapi celoteh Petruk. Semar prihatin dengan semakin tingginya angka pengangguran dan PHK di negeri ini. Tagihan listrik naik tajam selama lockdown. Rakyat semakin susah hidupnya karena terdampak Covid. Keadaan ini mirip kehidupan rakyat Amarta pasca Pandawa kalah main dadu. (BK)
0 Komentar