Kendaraan yg melintas Di Jakarta Alami Peningkatan Dibanding Awal Penerapan WFH
BERITA JABAR.COM
 Sejak pemerintah Indonesia mengumumkan dua warganya terinfeksi virus corona pada Senin 2 Maret 2020, perlahan tapi pasti wabah virus Corona semakin mengancam keberlangsungan dunia usaha di Tanah Air.
Bahkan, Ketua Kebijakan Publik Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Sutrisno Iwantono, menyebutkan bahwa daya tahan pelaku usaha di Indonesia hanya kuat sampai tiga bulan ke depan jika wabah virus Corona tetap berlanjut.
"Karena, diibaratkan pengusaha hanya sanggup membiayai pengeluaran tanpa pemasukan," kata Iwantono melalui sambungan telepon .
Iwantono melanjutkan, tingkat keparahan disertai jangka waktu dari pandemi virus Corona merupakan kunci utama. Karena semakin parah wabah ini ditambah periode yang panjang, bisa dipastikan merusak tatanan ekonomi.
Menurutnya hal tersebut bukan isapan jempol belaka, karena berdasarkan hasil konferensi rapat secara daring antara Apindo beserta anggota di berbagai daerah, banyak terdapat keluhan mengenai kelangsungan bisnis yang terancam gulung tikar akibat wabah Corona.
"Sehingga kita tarik simpulan sementara, daya tahan cash flow dunia usaha kita hanya sampai Juni 2020. Setelahnya cash flow perusahaan kering, biaya pengeluaran terhenti, tanpa pemasukan dipastikan usaha terhenti" imbuhnya.
Untuk menyelamatkan dunia usaha domestik dari kebangkrutan, Iwantono meminta diturunkannya beban biaya usaha, yakni THR, pajak usaha, tarif listrik usaha, pembiayaan cicilan utang, nilai bunga, hingga iuran asuransi BPJS.
Oleh karenanya pemerintah harus bertindak segera menerapkan berbagai paket kebijakan fiskal untuk membebaskan atau menangguhkan berbagai beban biaya yang ditanggung dunia usaha, seperti pajak dengan segala bentuk dan turunannya, beban pegawai, beban overhead seperti listrik dan sejenisnya, pajak air tanah, PBB dan sejenisnya, hingga beban moneter dengan segala jenisnya.
"Sebab itulah satu-satunya jalan untuk mencegah dunia usaha kita gulung tikar," tegas dia.(bk)