berita jabar.com

Persaingan Usaha di Sumedang Sudah Tidak Sehat


190829162648-persa.jpg
KETUA Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Aspekindo (Asosiasi Pengusaha Konstruksi Indonesia) Kab. Sumedang, Wahyu Hera, menilai saat ini persaingan usaha diantara rekanan (pengusaha) yang bergerak dibidang penyedia barang dan jasa di Kab. Sumedang, nampaknya sudah tidak sehat.

Menurutnya, indikasi itu terlihat jelas pada proses pemasukan dokumen penawaran  paket pekerjaan yang dilelang (ditenderkan.  Dimana rata-rata penawarannya dikisaran 18-22,3 % dari nilai pekerjaan (kontrak).

"Sekarang persaingan usaha sudah tidak sehat lagi dan  penawaran yang disampaikan tak masuk akal. Sekarang pengusaha terkesan lebih mengedepankan bagaimana cara untuk memenangkan lelang terlebih dulu. Selanjut soal nanti bagaimana melaksanakan pekerjaannya, itu mungkin jadi urusan lain," ungkap Wahyu, 

Situasi itu tidak luput dari tersiarnya rumor, jika setiap paket pekerjaan lelang, sudah ada yang mengklaim sebagai "pemiliknya" (pemenangnya jauh sebelum lelang dilaksanakan). Rumor itu muncul pada paket pekerjaan dengan nilai anggaran yang fantastis, dikisaran milyaran rupiah.
Rumor seperti itu sebenarnya sudah muncul sejak lama. Hanya yang membedakannya dengan sekarang, terlihat jelas dari nilai penawaran yang disampaikan. Dimana sebelumnya, nilai penawaran tidak melebihi angka 10%.
 "Makanya banyak juga dari kami (rekanan) yang "tiarap" dan hanya jadi penonton saja dari kejauhan,” katanya.

Menyikapi hal itu, sebagai pengusaha lokal yang peduli terhadap pembangunan di Kab.Sumedang, mengaku prihatin dan menyesalkan situasi tersebut. Pasalnya, dengan penawaran harga dikisaran 18-22,3% dari nilai proyek, akan berdampak langsung terhadap kualitas pekerjaan.
"Jelas hal itu akan berdampak langsung pada hasil pekerjaan. Dan saya cukup prihatin dengan situasi ini. Apalagi sekarang ini, kepanitian di Lembaga Penyedia Barang dan Jasa (LPBJ) Kab.Sumedang sudah cukup fair,” ujarnya.

Apa yang menjadi rumor dikalangan pengusaha, salah satunya dialamatkan pada proses lelang  pengadaan pipa, accessoris dan sambungan pelanggan PDAM Tirta Medal, dengan nilai kontral Rp 2,2 milyar. Meski lelang tersebut dilaksanakan dengan sistim elektronik LPBJ Pemerintah Kab.Sumedang, namun perusahaan plat merah itu tetap jadi sorotan.

Hal itu menyusul rumor yang mencuat, jika perusahaan apapun yang menjadi pemenang lelang nanti, itu sudah mendapat restu dari pejabat terkait.

Namun rumor itu dibantah Kepala Bidang Produksi PDAM Tirta Medal, Agung. Karena menurut dia, pihaknya tidak pernah melakukan intervensi kepada pejabat LPBJ untuk memihak salah satu peserta lelang.

"Saya sendiri terlibat dalam kepanitiaan lelang. Tapi saya tidak pernah memihak. Sehingga sejauh ini , perusahaan mana yang bakal menang saya tidak tahu," tandasnya.
(BK)