Seorang warga desa di Pakistan mendesak Perdana Menteri India Narendra Modi untuk mengembalikan burung merpatinya yang kini ditahan di India karena dituduh sebagai mata-mata.
Pria yang tinggal hanya empat kilometer dari perbatasan itu mengatakan ia menerbangkan burung-burung merpatinya untuk merayakan Hari Raya Idul Fitri.
Polisi mengatakan burung merpati itu memiliki cincin di salah satu kakinya, yang berisi kode yang sedang mereka coba pecahkan.
Warga Pakistan yang mengaku sebagai pemilik burung merpati mengatakan kode itu adalah nomor ponselnya.
Surat kabar Pakistan, Dawn, telah mengidentifikasi pria itu, bernama Habibullah dan memiliki 12 burung merpati.
Kepada Dawn, Habibullah mengatakan burung merpatinya adalah "simbol perdamaian" dan India harus "menahan untuk tidak mengorbankan burung-burung yang tidak bersalah."
Warga desa menangkap burung di perbatasan internasional Kashmir bagian India dan menyerahkannya ke polisi.
Wilayah Kashmir diklaim milik India dan Pakistan, dan sering menjadi lokasi pertempuran militer antara kedua negara yang sama-sama memiliki nuklir tersebut.
Ini bukan pertama kalinya seekor burung merpati yang terbang dari Pakistan bermasalah dengan petugas India.
Pada Mei 2015, seekor burung merpati putih ditahan setelah ditemukan oleh anak laki-laki berusia 14 tahun yang tinggal di desa dekat perbatasan.
Pada Oktober 2016, satu lagi burung merpati ditahan setelah ditemukan membawa catatan yang mengancam perdana menteri India.
Kedua negara telah bermusuhan sejak lama, dan perang terakhir keduanya adalah tahun 1971.(BK)
0 Komentar