Walaupun tidak pernah berpretensi mengangkat lagu rakyat (folk song) menjadi komposisi musik yang serius, musikus Didi Kempot dianggap telah memberikan warna baru dalam mengenalkan musik rakyat campur sari kepada khalayak yang lebih luas.
Pengamat musik, Remy Sylado, mengatakan Didi Kempot semasa hidupnya tidak pernah menyebut dirinya sebagai pelopor dalam mengembangkan musik campur sari di dunia industri musik, namun dia sudah melakukannya.
"Saya rasa, dia memang tidak ada pretensi sama-sekali untuk menyebut diri seperti itu, tapi yang dia lakukan setidaknya pasti memberi masukan baru," kata Remy Sylado kepada wartawan BBC News Indonesia, Heyder Affan, Selasa (05/05).
Remy Sylado meyakini lagu-lagu karya Didi Kempot akan tetap digemari, karena karya-karyanya sudah tersebar luas, selain karena latar musik campur sari yang sudah mengakar sedemikan rupa di masyarakat.
Yon Koeswoyo 'Koes Plus': Perginya 'penerobos, pionir' musik Indonesia
Rafli, lagu Anak Yatim dan rintihan Aceh di masa konflik
Bila White Shoes and The Couples Company konser di Cikini
"Akan sangat menjadi sangat populer," katanya. Hal ini tidak terlepas dari upaya yang sudah dibangun almarhum dalam 'mengenalkan' musik campur sari ke berbagai lapisan masyarakat serta dunia industri musik pop, kata penulis buku-buku musikologi ini
"Campur sari itu sudah menjadi fenomena mutakhir, sebab akarnya ada di Indonesia," papar Remy yang juga dikenal sebagai penulis.
Remy menganalisa, akar musik campur sari kebanyakan menggunakan titi laras (tangga nada) pentatonik Jawa yang terkenal. "Seperti dolanan lare itu titi laras-nya slendro," ujarnya. Slendro adalah satu di antara dua skala dari gamelan musik.
"Dan itu buat kuping awam, sangat gampang dinyanyikan," jelas Remy Sylado.
Hak atas foton beritanjabar
Image caption
Berbagai laporan menyebutkan bahwa sebagian lagu yang ditulis Didi Kempot semasa hidupnya bertemakan patah hati, yang kelak disebutkan digemari oleh kaum muda.
Penyanyi dan penulis lagu campur sari asal Surakarta, Jawa Tengah, Didi Kempot alias Dionisius Prasetyo, kelahiran 1966, meninggal dunia pada Selasa (05/05) pagi.
Penyanyi yang terkenal dengan lagu Stasiun Balapan itu meninggal karena serangan jantung di Rumah Sakit (RS) Kasih Ibu Solo, Selasa (5/5), sekitar pukul 07.20 WIB.
Adik kandung Didi Kempot, Eko Guntur alias Eko Gudel mengatakan kakaknya selama ini memiliki riwayat sakit asma. Bahkan, setiap kali pentas Didi Kempot selalu membawa alat bantu pernapasan.
"Beliau punya riwayat penyakit sesak kayak asma," jelasnya.
Rencana jenazah akan dimakamkan di pemakaman keluarga di Pentukpelem, Desa Majasem, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi. Didi Kempot akan dimakamkan bersebelahan dengan makam putranya yang pertama.
Hak atas foto berita jabar
Image caption
"Sangat menginspirasi. Setiap lagunya ada maknanya," kata Dafa, salah-seorang penggemarnya.
Seperti dilaporkan wartawan di Solo, Fajar Sodiq, ratusan penggemar Didi Kempot - tergabung dalam perkumpulan bernama Sobat Ambyar - tampak memenuhi di sekitar jalan keluar RS Kasih Ibu.
Mereka tampak histeris ketika mobil jenazah yang membawa peti jenazah Didi Kempot keluar dari rumah sakit.
Apa komentar para anggota 'Sobat Ambyar'?
"Sangat menginspirasi. Setiap lagunya ada maknanya," kata Dafa, salah-seorang penggemarnya. Dia mengaku awal mula mengenal Didi melalui lagu Stasiun Balapan, tetapi lagu favoritnya adalah Suket Teki.
Mahasiswa salah-satu perguruan tinggi swasta di Solo ini mengaku rajin datang ke konser idolanya. "Kalau ada waktu, saya luangkan datang."
Dia juga mengaku merasa kehilangan. "Sekarang enggak ada lagi yang nyanyikan lagu Ambyar... Tidak akan tergantikan. Maestro." Ambyar adalah salah-satu lagu karya Didi.
Penggemar lainnya, Wiwin, mengaku pernah dijanjikan untuk bertemu idolanya pada lebaran Idul Fitri nanti untuk "nyanyi bareng". "Tapi Tuhan punya rencana lain," akunya kepada Fajar Sodiq.
Apa lagu karya Didi yang paling Anda suka? "Saya Tatu banget! Tatu adalah salah-satu judul karyanya. "Sampai mendalam, dan saya suka sekali."
Triono, anggota Sobat Ambyar lainnya, mengaku ada satu karya Didi yang mirip kisah hidupnya, sehingga membuatnya selalu tersentuh saat mendengarnya.
"Judulnya Suket Teki, itu kayak kisah hidup saya." Triono kemudian tertawa getir. "Saya sekarang kehilangan."
Mengapa anak-anak muda tertarik lagu-lagu Didi Kempot?
Berbagai laporan menyebutkan bahwa sebagian lagu yang ditulis Didi Kempot semasa hidupnya bertemakan patah hati, yang kelak disebutkan digemari oleh kaum muda.
Dia juga seringkali menautkan kisah patah hati itu dengan lokasi atau tempat tertentu utamanya di Kota Solo.
Menurut Remy Sylado, lirik-lirik lagu karya almarhum yang disebutkan diwarnai kisah patah hati dan menimbulkan histeria dari penggemarnya, terjadi pula pada musik-musik pop di manapun.
Hak atas foto berita jabar
Image caption
Ratusan penggembar Didi Kempot - tergabung dalam Sobat Ambyar - tampak memenuhi di sekitar jalan keluar RS Kasih Ibu.
"Kalau itu sangat mendunia. Ketika terminologi pop mulai dikenal, lagu-lagu pop di AS juga memanfaatkan (kisah) patah hati," ujarnya.
Hal ini juga jamak terjadi dalam sejarah musik pop di Indonesia, kata Remy.
"Jangan lupa, lagu populer di Indonesia pada 1960-an, yang dinyanyikan oleh Rachmat kartolo, itu juga tentang patah hati," ungkapnya.
Apa yang melatari sehingga lagu campur sari Didi Kempot digemari?
Remy Sylado menganggap lagu yang dilantunkan Didi Kempot itu merupakan lagu rakyat (folk song) yang selalu memiliki penggemar.
Dia menganggap pula bahwa lagu-lagu karya almarhum menjadi populer tidak terlepas dari liriknya yang berbahasa Jawa.
"Bahasa kedua di Indonesia itu, ya bahasa Jawa. Jadi ada dua pasar di situ. Otomatis akan menggaet penggemar," jelasnya.
Hak atas foto berita jabar
Image caption
Penggemar lainnya, Wiwin, mengaku pernah dijanjikan untuk bertemu idolanya pada lebaran Idul Fitri nanti untuk "nyanyi bareng". "Tapi Tuhan punya rencana lain," akunya.
"Campur sari itu dasarnya lagu rakyat, folk song. Itu besar peminatnya," papar Remy.
Sebagian besar lagu-lagu rakyat cenderung "sederhana sehingga gampang diingat".
"Jadi sekali dinyanyikan, bisa diulang dalam waktu yang sama. Dan karena liriknya berbahasa Jawa pula," tegasnya
Apa yang membedakan Didi Kempot dengan penyanyi campur sari lainnya?
Didi Kempot semasa hidupnya lebih banyak tampil di berbagai tempat, termasuk penampilannya di Suriname yang mendapat publikasi luas, sehingga namanya makin dikenal, kata Remy Sylado.
"Sehingga otomatis itu membawa publikasi yang bagus untuk namanya," katanya.
Hak atas berita jabar
Image caption
Sebagian keluarga dekat Didi Kempot tak kuasa menahan emosi.
Tentu saja di luar soal publikasi, menurutnya, ada pula faktor keberuntungan yang membuat Didi Kempot mampu menyihir khalayak luas.
Apakah lagu-lagu Didi Kempot akan tetap digemari?
Remy Sylado meyakini lagu-lagu karya Didi Kempot akan tetap digemari, karena karya-karyanya sudah tersebar luas di masyarakat, selain karena latar musik campur sari yang sudah mengakar sedemikan rupa di masyarakat.
"Akan sangat menjadi sangat populer," katanya. Hal ini tidak terlepas dari upaya yang sudah dibangun almarhum dalam 'mengenalkan' musik campur sari ke berbagai lapisan masyarakat serta dunia industri musik pop, kata Remy.
Hak atas foto berita jabar
Image caption
Suasana 'sobat ambyar' -sebutan penggemar fanatik Didi Kempot - yang menanti iring-iiingan jenazah Didi Kempot di halaman rumah sakit di Solo, Jateng.
"Campur sari itu sudah menjadi fenomena mutakhir, sebab akarnya ada di Indonesia," paparnya.
Alasan lainnya, menurutnya, masyarakat Indonesia cenderung lebih suka melestarikan nilai lama ketimbang menemukan hal baru.
"Kita lebih cenderung melestarikan nilai lama, ketika kita bicara tradisi. Ada kewajiban yang bersifat sukarela untuk melakukan itu," paparnya.
0 Komentar