berita jabar bk
tiga stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di sumedang untuk mencari bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium. Putus asa dengan indikator bensin motornya yang semakin menipis, bapak tiga anak ini pun memutuskan mengisi dengan Pertamax. Meski harus merogoh koceknya lebih dalam.
Tak hanya sumedang , kelangkaan Premium sudah terjadi sejak tahun lalu di sekitaar jawa barat. Pengawas SPBU jawabaarat Lingkin Kecamatan paseh, Santoso di Simpang Empat mengakui dalam satu minggu ini BBM jenis Premium langka. Dia terpaksa mengarahkan pembeli ke jenis Pertalite dan Pertamax.
Kekosongan stok Premium juga akibat pembatasan dan pengurangan jatah Premium oleh Pertamina kepada SPBU. Pihaknya mengaku belum mengetahui sampai kapan kondisi itu terjadi. Selain di SPBU wilayah sumedang dan sekitar jabar mingkin, sejumlah SPBU lainnya seperti SPBU sumedang dan SPBU kadipaten juga seringkali kehabisan stok Premium.
Kondisi ini diamini oleh Wakil Ketua Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Azam Asman. Dia bercerita ketika dirinya melakukan kunjungan ke sumedang, ada lima SPBU tidak tersedia Premium.
Maka dari itu, dia meminta Pertamina tidak mengurangi pasokan Premium ke beberapa daerah. "Di sumedang saya keliling 5 SPBU itu tidak ada (Premium). Cepat habis, seperti setan masuknya Premium itu," katanya.
Dengan tidak tersedianya Premium, dia menilai jika Pertamina memaksa masyarakat untuk menggunakan Pertalite dan Pertamax. Padahal pemerintah sendiri tidak mengklaim mengurangi menjual Premium.
"Kalau tidak menjual BBM tertentu dia akan dikeluarin (Pertamina). Secara tidak langsung memaksa memakai Pertalite dan Pertamax," ujarnya.
Azam heran dengan pengurangan Premium ini, padahal satu SPBU dipasok 8.000 liter 1 kali per hari. Maka dia meminta penjelasan kepada pihak Pertamina atas hal tersebut.
berita jabar bk
0 Komentar